Sukacita dalam penderitaan karena Nama Yesus
...

Sukacita dalam penderitaan karena Nama Yesus

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 2 Mei 2025. Sukacita dalam penderitaan karena Nama Yesus (Kisah Para Rasul 5:34-42). 5:34 Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. 5:35 Sesudah itu ia berkata kepada sidang: Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! 5:36 Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. 5:37 Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. 5:38 Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, 5:39 tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah. Nasihat itu diterima. 5:40 Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. 5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. 5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 5:34-42 adalah: Pertama, Tuhan memakai hikmat dan kebesaran hati orang bijak sebagai sarana untuk mewujudkan rencana-Nya. Dalam ayat 34-39 digambarkan bagaimana Gamaliel, seorang farisi yang bijaksana dan sangat dihormati di dalam Mahkamah Agama Yahudi memberikan nasehat kepada sidang terhormat itu. Gamaliel mengakhiri nasehatnya dengan satu pernyataan yang menyejukkan dan penuh hikmat kebijaksanaan: “...kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah” (ayat 39). Kenyataan ini menunjukkan bahwa Allah dapat memakai siapa saja, lawan sekalipun sebagai sarana dalam pelaksanaan karya keselamatan-Nya. Selain itu, kenyataan ini merupakan ajakan kepada setiap orang percaya untuk terbuka terhadap cara Allah bekerja. Allah bekerja dengan cara-Nya sendiri yang unik dan kadang tak terduga. Untuk itu, orang percaya diundang untuk memiliki kerendahan hati dan kearifan budi untuk membedakan kehendak Allah dan ambisi manusia. Kedua, sukacita dalam penderitaan karena Nama Yesus. Setelah mendengarkan nasehat penuh hikmat dari Gamaliel, sidang memanggil para rasul, para rasul disesah dan dilarang untuk mengajar dalam Nama Yesus. Namun apa yang terjadi? “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus” (ayat 41). Para rasul justru bergembira dalam penderitaan karena dianggap layak menderita penghinaan oleh Nama Yesus. Mereka menjadi saksi iman yang luar biasa. Kini mereka tidak tawar hati atau mudur, melainkan mereka semakin giat mengajar dan mewartakan Injil. Kisah para rasul ini boleh menjadi inspirasi bagi orang percaya bahwa penderitaan dalam pewartaan atau karena melakukan kebenaran bukanlah kegagalan tetapi sebuah kehormatan berkat kesetiaan kepada Yesus dan merupakan sukacita dalam Nama Yesus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda